Tak Kuat Bayar, Warga Keluhkan Biaya Angkut Sampah yang Naik 100 Persen

Tak Kuat Bayar, Warga Keluhkan Biaya Angkut Sampah yang Naik 100 Persen

KARAWANG - Warga Kampung Payuyon Desa Dawuan Barat keluhkan biaya pengangkutan sampah, yang biasanya iuran tiga puluh ribu perbulan, kini naik dua ratus persen menjadi sembilan puluh ribu perbulannya karena naiknya harga pengangkutan truk pengangkut sampah yang tadinya 400 ribu per sekali angkut, kini naik jadi 800 ribu per sekali angkut. Dampaknya, warga merasa keberatan untuk membayar iuran. Sebagian yang merasa keberatan memilih tidak lagi minta sampahnya diangkut oleh petugas kebersihan, tapi merka memilih membuang sampah-sampah ke TPS liar dan di jalanan kosong. "Dari beberapa dusun, yang ada ngebuang sampah nya di lingkungan kampung Payuyon," ujar salah seroang warga sekitar, Nurhayati (53). "Buangnya malam hari, tahu-tahu udah numpuk lagi," timpal dia. Nurhayati mengatakan, sopir truk tidak mau mengangkut sampah jika dibayar di bawah harga Rp 800 ribu. Padahal, harga sebesar itu sangat memberatkan warga, hingga akhirnya sebagian dari mereka ogah membayar iuran per KK 90 ribu itu. Akibatnya, hasil iuran warga yang masih bersedia membayar tidak cukup mencapai angka Rp 800 ribu, yang menjadi banderol terumurah pengangkutan sampah sekali tarik oleh petugas pengangkut sampah. Tetapi kini ia mengkhawatirkan akan adanya sampah liar kembali, akibat dari mahalnya biaya pengangkutan sampah. "Sekarang naik kata pengangkut sampahnya, kalo empat ratus ribu mah tidak mau," Beber dia Nurhayati. Kinio warga memilih membuang sampah-sampahnya di tanah kosong, Sampah itu dari hari ke hari terus menggunung. Padahal lokasi yang dijadikan tempat pembuangan sampah secara liar itu rencananya bakal dibangun pondok pesantren. "Tadinya bersih hanya rawa-rawa, ini tanah orang, ada yang punya. Ada rencana katanya ia mau bangun pondok pesantren." pungkasnya. (cr2/mhs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: